Orangtua mana yang tak bangga jika
anak-anak mereka punya jiwa sosial yang tinggi dan bersedia membantu sesamanya
yang kesusahan. Untuk menumbuhkan anak yang suka berbagi, sebaiknya perkenalkan
anak dengan berbagai kegiatan sosial sejak kecil.
"Anak-anak secara alami punya
naluri untuk membantu orang lain. Yang diperlukan hanyalah memberi mereka
kesempatan untuk melatih kebiasaan amal mereka sehingga mereka bisa tumbuh
menjadi anak yang baik dan suka membantu sesama," ungkap Deborah Spaide,
pendiri Kids Care Clubs, sebuah organisasi sosial nasional di New Canaan untuk
membantu anak-anak yang suka beramal.
Selain melatih kepekaan anak dalam
membantu orang lain, mengajarkan anak beramal juga memberi manfaat secara aktif
dalam mengajarkan bahwa mereka bisa membuat perbedaan yang berarti dalam
kehidupan seseorang.
"Mungkin terdengar sangat
klise, tetapi ketika Anda mengajarkan anak untuk membantu orang lain, maka Anda
membantu anak untuk menciptakan dunia yang lebih baik," ungkap Patricia
Schiff Estess, penulis buku Kids, Money& Values. Ia menyarankan
beberapa cara berikut bila ingin mengajarkan anak untuk beramal.
1. Ajak anak untuk menyisihkan uang jajannya
Ajarkan anak untuk menyisihkan sedikit uang sakunya untuk disumbangkan kepada
orang yang membutuhkan. Hal ini mirip seperti membantu anak belajar manajemen
keuangan sejak kecil. Peggy Houser, seorang perencana keuangan dari Denver
Financial dan penulis buku How to Teach Children About Money,
menyarankan Anda untuk mengatur uang jajan anak dan membaginya menjadi tiga
bagian, yaitu untuk jajan, ditabung, dan disumbangkan.
Jelaskan kepada anak fungsi dari
pembagian uang jajannya sehingga secara tak langsung anak akan selalu
menyisihkan sebagian uang saku mereka untuk membantu orang lain. Seberapa besar
uang yang disumbangkan bukan hal yang penting. Yang paling penting adalah
mengajarkan anak bahwa seharusnya mereka bersyukur karena masih bisa berbagi
dengan orang lain.
2. Beramal tak harus tentang uang
Kebanyakan orang cenderung mengasosiasikan amal dengan uang, padahal sebenarnya membantu orang lain tak harus dengan memberi uang. Jika selalu menyamakan bahwa beramal adalah memberi uang, mereka akan selalu berpikir hanya uang yang bisa menolong orang lain.
Spaide mendorong orang tua untuk membantu anak mereka belajar beramal secara langsung, misalnya dengan membantu tetangga yang kesulitan, memberikan mainan, buku-buku, atau baju yang sudah tak terpakai pada yang anak-anak lain, atau memberi makan siang kepada para tunawisma, dan lain sebagainya. "Dengan demikian Anda mengajarkan mereka untuk bisa beramal dengan berbagai cara yang baik selain dengan uang," tukasnya.
3. Kenalkan anak dengan berbagai kondisi nyata
Anda tak perlu menyisihkan waktu khusus untuk berbicara tentang pentingnya beramal. Ajak anak bicara justru ketika sedang menghadapi situasi yang membutuhkan bantuan secara langsung. Misalnya ketika melihat seorang pengemis di jalan, berilah contoh untuk memberinya uang atau makanan. Dengan berbagai kondisi dan kasus nyata yang dilihatnya sendiri, anak akan lebih peka dan tergerak untuk membantunya.
Kebanyakan orang cenderung mengasosiasikan amal dengan uang, padahal sebenarnya membantu orang lain tak harus dengan memberi uang. Jika selalu menyamakan bahwa beramal adalah memberi uang, mereka akan selalu berpikir hanya uang yang bisa menolong orang lain.
Spaide mendorong orang tua untuk membantu anak mereka belajar beramal secara langsung, misalnya dengan membantu tetangga yang kesulitan, memberikan mainan, buku-buku, atau baju yang sudah tak terpakai pada yang anak-anak lain, atau memberi makan siang kepada para tunawisma, dan lain sebagainya. "Dengan demikian Anda mengajarkan mereka untuk bisa beramal dengan berbagai cara yang baik selain dengan uang," tukasnya.
3. Kenalkan anak dengan berbagai kondisi nyata
Anda tak perlu menyisihkan waktu khusus untuk berbicara tentang pentingnya beramal. Ajak anak bicara justru ketika sedang menghadapi situasi yang membutuhkan bantuan secara langsung. Misalnya ketika melihat seorang pengemis di jalan, berilah contoh untuk memberinya uang atau makanan. Dengan berbagai kondisi dan kasus nyata yang dilihatnya sendiri, anak akan lebih peka dan tergerak untuk membantunya.
"Yang paling penting bukan
hanya menyadarkan anak bahwa di dunia ini banyak orang yang menderita, tetapi
juga menyadarkannya bahwa dia punya kekuatan untuk membantu orang lain hidup
lebih baik dengan apa yang dia miliki," tukas Spaide.
4. Beri contoh nyata
Cara yang paling mudah untuk mengajarkan anak untuk berbagi adalah dengan memberikan contoh nyata. Anda tidak bisa sekadar berceramah dengan berbagai cerita-cerita amal saja, tetapi berilah contoh nyata yang bisa ditirunya. "Tak ada salahnya sedikit mengekspos perbuatan baik yang Anda lakukan kepada anak-anak, dan jangan lupa jelaskan tentang perlunya melakukan hal tersebut," tukasnya.
SiTuS sEpAtU BoLa
4. Beri contoh nyata
Cara yang paling mudah untuk mengajarkan anak untuk berbagi adalah dengan memberikan contoh nyata. Anda tidak bisa sekadar berceramah dengan berbagai cerita-cerita amal saja, tetapi berilah contoh nyata yang bisa ditirunya. "Tak ada salahnya sedikit mengekspos perbuatan baik yang Anda lakukan kepada anak-anak, dan jangan lupa jelaskan tentang perlunya melakukan hal tersebut," tukasnya.
SiTuS sEpAtU BoLa